Sorry, may be less compatible with Internet Explorer. Diberdayakan oleh Blogger.

cover-image: Andien-kapanlagi.com

Sabtu, 08 September 2012

Obseseif penyebab stress

Obsesif, penyebab stres!

Banyak orang yang ketika pikirannya menangkap sesuatu, tidak ingin melepaskan kembali. Sialnya, pikiran-pikiran itu dibiarkan berputar-putar dalam kepalanya, sehingga mengalami tekanan berat atau depresi.

Obsesif
Obsesif merupakan salah satu penyebab stres terbanyak. Obsesif dalam bahasan ini daku difinisikan sebagai seseorang yang begitu terikat akan keberhasilan mencapai sesuatu yang diinginkan. Analoginya sebagai berikut:

Di pesisir selatan kawasan Lampung Utara banyak ditumbuhi pohon kelapa. Di sana, banyak orang mempekerjakan monyet untuk memetik buah-buah kelapa tersebut. Bagaimana cara orang menangkap monyet untuk dilatih sebagai pemetik kelapa? Sederhana saja. Mereka cukup melubangi buah kelapa dan membuang airnya. Lalu,mereka memasukkan beberapa biji kacang kedalamnya. Monyet sangat senang dengan kacang. Melihat itu, si monyet memasukkan tangan melalui lubang yang disediakan dan menggengam kacang-kacang di dalam buah kelapa. Tetapi, bisa diduga, si monyet tidak dapat menarik kembali tangannya untuk keluar dari buah kelapa. Si monyet terus berusaha mengeluarkan tangan, tanpa bersedia melepaskan kacang yang ia genggam.

Lepaskan gengamanmu, monyet!



Si Monyet berusaha terus dengan berbagai cara: memukul-mukulkan buah kelapa ke tanah atau apapun yang ia duga dapat memecahkannya. Ia stres! Bahkan, ada yang memukul-mukulkan buah kelapa ke kepalanya. Stress telah membuat si monyet tak menyadari kalau tindakan ini sangat membahayakan jiwanya. Setelah berbagai usaha yang dilakukan sia-sia, ketika ia kelelahan dan tidak cukup berdaya, dengan mudah seseorang menangkapnya. Kini,
stres telah mengantarkan
monyet dari kehidupan be-
bas ke kehidupan se-
bagai budak.
Stres diperankan oleh Rena Komine. Source image: unknown.
Stres dan depresi
Banyak orang yang ketika pikirannya menangkap sesuatu, ia tidak ingin melepaskan kembali. Pikiran-pikiran itu tidak selalu berupa keinginan atau obsesi, tapi juga masalah-masalah hubungan keluarga, hubungan sosial dan atau pekerjaan. Banyak masalah dalam hidup yang tidak atau belum ditemukan jalan keluarnya. Sialnya, pikiran-pikiran semacam itu bahkan dibiarkan berputar-putar dalam kepalanya. Pikiran-pikiran ini membuat "kepalanya" mengalami tekanan berat. Inilah yang disebut sebagai stress atau pun depresi.
Berbagai Penyakit
Pikiran yang berjubel, memadati otak dapat membuat seseorang tidak mampu berpikir, jernih dan analitis. Emosi negatif lebih mengedepan, menimbulkan konflik-konflik yang tidak seharusnya terjadi. Stres, juga mengganggu hubungan keluarga, sosial, kinerja dan karir. Emosi negatif juga mengakibatkan gangguan rithme jantung, tekanan darah tinggi, kurang nafsu makan, insomnia dan sejumlah gangguan metabolisma yang merupakan domain phisik. Ini domainnya psikiater, psikolog saja mungkin tidak cukup dapat membantu.@


Artikel Terkait:

 

Paling Hangat

Followers

Apresiasi Anda