Sorry, may be less compatible with Internet Explorer. Diberdayakan oleh Blogger.

cover-image: Andien-kapanlagi.com

Kamis, 13 September 2012

Stress, Devinisi dan Gejalanya

Stress, Devinisi dan Gejalanya.

Stres dibedakan menjadi dua. Yang pertama: Stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan yang kedua: stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustress.
Ada banyak devinisi tentang stres yang dibuat oleh para ahli. Dan, setiap devinisi tersebut berkaitan dengan metode terapi untuk menolong penderita. Berikut adalah sedikit dari sekian banyak devinisi tentang stres, semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan menemukan solusi terbaik agar dapat mengeliminir stress dalam derap langkah kita memperjuangkan karir dan segala impian yang menyertainya.


Devinisi Stress
Menurut Maramis, stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang bila tidak diatasi dengan baik, akan mengganggu keseimbangan hidup manusia. Ditambahkan oleh Noi dan Smith, stress adalah reaksi manusia ketika mendapat tekanan dari luar atau pun sesuatu sebab yang tidak dapat diraba. Bentuknya dapat berupa kekurangan atau kelebihan stimulasi yang dapat menimbulkan perasaan bosan yang berkepanjangan. Sedangkan Pervin, melihat stress sebagai persepsi seseorang terhadap keadaan yang melebihi kemampuannya atau sumber-sumber yang dianggap membahayakan atau mengancam kesejahteraan dirinya.

Distress dan Eustress
Stres dibedakan menjadi dua. Yang pertama: Stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan yang kedua: stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustress. Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres. Dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan bagi kinerja yang lebih baik. Secara fisik, kedua jenis stress ini sama-sama ditandai dengan adrenalin rush, yang jika tidak diperlakukan dengan benar dapat mengakibatkan gangguan psikis maupun fisik.

Devinisi Stress atau Distress
Stres adalah suatu kondisi seseorang berupa perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif, dan perilaku sebagai penyesuaian diri ketika mengalami tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi ketidak seimbangan.

Tahapan stress dapat ditandai dengan:
Tahap 1: Semangat kerja besar dan berlebihan, penglihatan lebih tajam dari biasanya, merasa lebih mampu menghadapi tantangan pekerjaan, namun tanpa disadari cadangan energy dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan,

Tahap 2: Merasa letih saat bangun pagi, merasa mudah lelah setelah makan siang, lekas merasa capai menjelang sore hari, sering mengeluh lambung atau perut yang tidak nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai Gangguan lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag dan diare, tegangan otot-otot semakin terasa, perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional yang semakin meningkat, gangguan pola tidur.

1.Gejala fisikal:
Sakit kepala, pusing, pening. tidur tidak teratur, insomania atau susah tidur, bangun terlalu awal, sakit punggung, terutama bagian bawah, mencret-mencret dan radang usus besar, sulit buang air besar, sembelit. Gatal-gatal pada kulit. urat-urat tegang terutama leher dan bahu, keringat berlebih, terganggu pencernaan atau bisulan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, berubah selera makan atau berkuran nafsu makan,

2.Gejala emosional
Gelisah dan cemas, sedih, depresi, mudah menangis, merasa jiwa dan hati atau mood berubah-ubah dengan cepat, mudah panas dan marah, gugup, rasa harga diri menurun dan merasa tidak aman, rasa harga diri menurun dan merasa tidak aman, marah-marah, gampang menyerang orang dan bersikap bermusuhan, emosi mengering kehabisan sumber dayamental (burn out)

3.Gejala Kognitif.
Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran, sulit mengambil keputusan, mudah terlupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa humor yang sehat, produktifitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja yang rendah.

4.Gejala Interpersonal
Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah mempermasalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi perjanjian, suka mencari – cari kesalahan orang lain atau menyerang
Image source: unknown
lelah atau kehilangan daya energy, bertambah banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan dalam kerja dan hidup.
orang dengan kata-kata. (Sumber rujukan: Dwi Atmaja, M.Psi, sajianpsikologi. blogspot. com)



Artikel Terkait:

 

Paling Hangat

Followers

Apresiasi Anda